Selasa, 12 September 2023

Rahasia Penari di Kaki Gunung Telomoyo : Mereka Menari Menggunakan Hati

"Pekerjaan apapun yang dilakukan sepenuh hati, hasilnya nggak akan mengkhianati."

Suara gamelan terdengar begitu indah di kaki gunung Telemoyo, Semarang. Nggak ada kesan mistis sama sekali. Alunan musik tradisional Jawa Tengah tersebut mengiringi tarian Geuculan Bocah yang dibawakan oleh penari anak-anak dengan wajah yang riang dan jenaka. 

Tari Geuculan Bocah sendiri merupakan tarian yang diadaptasi dari Tari Warok, sehingga gerakan tarian yang mengusung dunia anak-anak tersebut sebagian besar diambil dari Tari Warok.

Selebihnya gerakan tarian ini ditambahkan dengan permainan tradisional anak-anak seperti perang-perangan, dengan riasan wajah penari yang lucu dan menggemaskan membuat penonton terhibur. Sesekali terdengar suara riuh tepukan tangan dan canda tawa. 

Tak hanya tari Geuculan Bocah, namun ada juga tarian topeng Ayu yang terkenal di desa Menari, biasanya dibawakan oleh penari remaja dari sanggar Krido Budi Utomo. Di desa Menari, tarian ini dibranding ulang menjadi Tarian Topeng Ayu dari kata "Toto Lempeng Hayuning Urip."

Matahari nyaris sempurna berada di atas kepala, membuat suasana di Dusun Tanon sedikit panas. Beruntung ada jejeran pohon yang rindang di lereng gunung Telemoyo sehingga masih bisa merasakan suasana yang sejuk.  

Dusun Tanon sendiri berlokasi di desa Ngrawan, Kecamatan Getasan kabupaten Semarang. Desa ini juga lebih dikenal dengan julukan desa Menari, karena sebagian pekerjaan warganya memilih menjadi penari. 

Mereka Menari Menggunakan Hati

"Setiap menari saya selalu merias wajah saya sendiri, tanpa bantuan perias, karena sudah terbiasa merias wajah sendiri dari kecil," ujar seorang penari yang masih sibuk menyapukan kuas ke wajahnya. 

Beberapa penari lainnya, sedang sibuk mengambil siwid kering dan pidi basah kemudian diulas ke wajah mereka, hanya dengan satu ulasan saja hasilnya begitu sempurna, layaknya perias wajah professional. Wow salut buat mereka semua yang sudah memilih profesi penari dan menggunakan hati. 

Jadi, selain belajar menari dari kecil, warga desa yang memilih menjadi penari juga harus belajar merias wajahnya sendiri. Sebab bisa merias wajah sendiri merupakan modal sebagai penari. 

Tarian menjadi pesona budaya yang menarik di Desa Tanon, bahkan sudah dilakukan secara turun temurun. Karena kebanyakan warganya yang memilih menjadi penari, maka sejak Februari 2012 desa Tanon ini  dikenal masyarakat luas sebagai Desa Menari.

Ternyata, ada sosok inspiratif yang memajukan desa Menari, yaitu Kang Trisno yang akrab disapa kang Tris. Kang Tris inilah yang berkontribusi memajukan desa dan menjadi penggagas Festival Lereng Telomoyo. "Mari terus berkarya dan lebih mencintai lingkungan kita." Salah satu yang sering diucapkan oleh Kang Tris. 

Dengan modal dua ratus ribu, lelaki tersebut mulai berbenah diri menjadi lebih produktif, didukung juga dengan masyarakatnya yang unik dan berusaha terus menjaga tradisi menari. 

Ada empat hal yang merupakan tantangan terberat membangun desa Menari ini, yakni :

1. Kurang memiliki sumber daya masyarakat yang baik.

2. Sentralistik

3. Infrastruktur yang belum merata.

4. Menjaga konsep budaya agar sesuai dengan yang ia bangun dari awal.

Penduduk desa Menari juga memilih menjadi penari dari hati, untuk itulah mereka menari tanpa beban. Tak hanya menyuguhkan beragam tarian tapi desa Menari juga menyuguhkan Pantomim yang memanjakan mata. Pantomin merupakan gerakan tubuh yang memberikan pesan tertentu terhadap penonton. Tanpa suara, tapi mampu bercerita dan sangat menghibur. 

Walaupun desa ini jauh dari kota, namun tak menyurutkan masyarakatnya untuk kreatif dan tetap produktif. Terbukti selain terkenal dengan tariannya, di desa ini juga berternak dengan memelihara  sapi yang gemuk-gemuk dan berkebun  cengkeh. 

Ada juga pasar Srawung yang menjual hasil kebun dari desa Menari seperti cabai, terong, pisang, kacang panjang dan lainnya. Setidaknya bisa meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar, terlebih omsetnya meningkat kalau sedang ada acara festival karena banyak tamu dari luar daerah.

Desa Menari Merupakan Kampung Berseri Astra Pertama di Jawa Tengah

Menariknya desa Menari menjadi kampung berseri Astra pertama di Jawa Tengah, yang memiliki program sosial yang berkelanjutan untuk masyarakat dengan konsep pembangunan empat pilar, yaitu dibidang kesehatan, pendidikan, lingkungan dan kewirausahaan. 

Posko Kesehatan

Empat pilar yang dihadirkan di desa Menari sangat membantu masyarakat desa ini untuk terus bertumbuh secara positif. 

1. Program kesehatan ada posko kesehatan yang digunakan masyarakat sekitar.

2. Program pendidikan ada beasiswa sampai jenjang S1. Dan, membuat anak-anak di desa ini semangat mewujudkan impian mereka setinggi-tingginya. 

3. Program Lingkungan yang membuat desa menjadi lebih bersih dan nyaman.

4. Program wirausaha yang membuat perekonomian semakin membaik.

Dengan program kampung berseri Astra ini membuat masyarakat dan perusahaan berkolaborasi untuk bersama-sama mewujudkan desa yang bersih, sehat, cerdas dan produktif, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat yang sehari-hari bekerja menjadi petani, peternak dan penari. 

Selebihnya desa Menari ini menjadi lebih terkenal bahkan sampai mancanegara, terkadang mereka penasaran dengan penari yang ada di desa menari. 

Menjadi salah satu penerima awards Astra menjadikan Kang Tris lebih produktif dan memiliki tanggung jawab untuk menjadikan desa Menari lebih baik lagi. 

"Lihatlah suatu hal sederhana dari sudut pandang yang berbeda, lakukan dengan cara yang berbeda kemudian nikmati prosesnya dan hasilnya juga akan berbeda." -Kang Tris.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar