Senin, 28 September 2020

Menjaga Warisan Lokal Bersama Brand Sejauh Kisah Kita

Berkarya tak hanya menggunakan pikiran, tapi dengan hati juga.


"Bisnis yuk?"
"Bisnis apa?"
"Pastinya bisnis yang bermanfaat untuk orang banyak."

"Gimana kalau tenun?"

Matahari nyaris terbenam saat aku tiba di desa Troso. Desa yang terkenal akan kain tenunnya, terlihat di sepanjang jalan banyak toko maupun rumah-rumah yang menyajikan kain tenun. Belum lagi spanduk atau plang yang bertulisan usaha tenun. Bisa dibilang desa ini sangat kreatif dan mandiri, masyarakatnya memiliki usaha tenun sebagai penopang perekonomiannya. Sampai akhirnya aku tiba di salah satu tempat yang pemiliknya merupakan pengrajin tenun. 

Tenun dibuat dengan berbagai proses yang panjang dan dengan keahlian yang khusus, jadi wajar saja jika harganya bisa terbilang lumayanlah, karena nggak sembarangan orang yang bisa menjadi pengrajin tenun, keahlian mereka diperoleh dari warisan turun temurun.

Waktu seolah cepat berlalu, saat aku menikmati pengrajin tenun yang sedang menenun dengan kedua tangannya yang lincah. Walau tak muda lagi, tapi semangat para pengrajin tenun ini ibarat remaja yang berusia tujuh belasan.  Sampai akhirnya aku jatuh hati sama tenun dan mulai mengusung bisnis outer, dompet koin, pouch dan masker dari tenun. 

Aku bukan tipe orang yang gaul dan sangat pintar, tapi aku selalu berusaha melakukan apa-apa dengan hati, karena feelnya lebih berasa. Tak hanya menulis, aku juga membangun sebuah bisnis yang mengusung cita rasa lokal, memilih tenun menjadi bisnis yang aku anggap sebagai salah satu bentuk kepedulianku terhadap karya anak negeri. 

Bekerja sama dengan para pengrajin tenun, setidaknya aku bisa menciptakan lapangan pekerjaan bagi mereka yang memang butuh pekerjaan, entah jadi sekedar tukang jahit. Bahkan banyak desainer ibukota juga pernah menggunakan tenun dari desa ini. Selain itu, tenun yang memiliki banyak warian ini juga pernah sampai ke luar negeri. Jadi, tercetuslah ide mengapa aku akan produksi berbagai kebutuhan yang terbuat dari Tenun, karena ingin merawat cita rasa lokal agar terus ada.

Sampai kapanpun, bisnis itu nggak hanya tentang bagaimana produksi saja, tapi harus bisa jualan dan mengenalkan produk sampai ke seluruh dunia, untuk itulah kita harus bersahabat dengan teknologi dan untuk itulah brand Sejauh Kisah Kita lahir, dan berharap kisah-kisah bermanfaat bisa menghiasi kehidupan kita, sejauh apapun kita melangkah tak akan pernah melupakan rumah, tempat kita akan kembali. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar