Minggu, 04 Desember 2022

Pengendalian Bencana Inklusif Bagi OYPMK dan Penyandang Disabilitas


Belakangan ini bencana alam terjadi di berbagai daerah, salah satunya terjadi gempa di Cianjur dan Garut. 
Bencana alam sendiri bisa terjadi kapan saja dan di mana saja tanpa memandang bulu. Bahkan korbannya juga bisa menimpa siapa saja, termasuk penyandang disabilitas dan orang yang pernah mengalami kusta (OYPMK). 

Bencana alam yang terjadi di Garut dan Cianjur, tak hanya menghancurkan banyak bangunan tapi juga memakan korban jiwa. Sehingga menimbulkan kecemasan bagaimana kondisi para penyandang disabilitas maupun OYPMK saat bencana tersebut terjadi, apa yang bisa mereka lakukan? Karena yang normal saja saat bencana alam kondisi panik terlebih mereka. 

Untuk itulah penting sekali bagaimana memahami persiapan menghadapi bencana alam ketika terjadi, terlebih kita semua yang suka panikan. Seperti yang kita ketahui saat terjadi bencana alam yang harus kita lakukan itu berusaha untuk nggak panik, agar bisa berpikir dalam kondisi genting tersebut. 

Mengapa edukasi menghadapi bencana itu penting sekali? Seperti kita ketahui bahwa Indonesia termasuk negara yang rawan terhadap bencana alam, karena dilalui oleh sirkum pasifik, seperti dilansir dari National Geographic, 90 % gempa bumi di dunia terjadi berasal dari sirkum pasifik. 

Selain itu Indonesia juga termasuk wilayah tropis dan memiliki curah hujan yang tinggi, sehingga memang rawan terjadinya bencana alam. Jadi sudah seharusnya kita semua harus lebih peduli dan siap menghadapi bencana alam.

Selasa, 29 November 2022, Saya menonton live streaming di Youtube Berita KBR, yang saat itu mengusung tema Penanggulangan Bencana Inklusif Bagi OYPMK dan Penyandang Disabilitas dengan menghadirkan Drs. Pangarso Suryotomo selaku direktur kesiapsiagaan BNPB dan Bejo Riyanto selaku ketua Konsorsium Peduli Disabilitas dan Kusta (Pelita), Disabilitas terdampak bencana.  

Konsorsium PELITA sendiri menjadi wadah organisasi yang memang peduli dan berperan aktif terhadap penyandang disabilitas dan penderita Kusta, yang berusaha menghilangkan stigma negatif masyarakat mengenai penderita kusta. 

Penanganan Dari Pemerintah Terhadap Penyandang Disabilitas

Bencana alam memang berdampak kepada siapapun dan terjadi dikala kita nggak siap, sebagaimana kita ketahui wilayah Indonesia 80% memang rawan bencana, salah satunya terjadinya gempa. 

Jadi siap atau nggak siap kita harus berusaha untuk siap dengan melihat di sekitar daerah yang kita tinggali itu rawan bencana apa? Dengan begitu kita bisa mempersiapkan diri untuk menolong diri sendiri dan orang lain ketika bencana alam itu terjadi, Karena bencana alam hadir sewaktu-waktu. 

Penanganan saa terjadi bencana alam itu sama, semua memiliki hak yang sama disabilitas atau bukan. Namun, sejak tahun 2014, ada tiga hal yang dilakukan untuk penyandang disabilitas saat menghadapi bencana alam. 

1. Pertolongan

Memberikan prioritas termasuk akses khusus bagi penyandang disabilitas dan OYPMK saat terjadi bencana alam. 

2. Partisipasi

Walaupun begitu penyandang disabilitas tak hanya ingin diberikan pertolongan atau berusaha menolong dirinya sendiri, tapi ingin juga berpartisipasi untuk menolong orang lain, setidaknya memberikan semangat dan kekuatan mental bagi korban bencana alam.

3. Perlindungan

Memberikan perlindungan untuk disabilitas dan OYPMK saat terjadi bencana alam. 

Jadi, dalam menghadapi bencana alam yang terjadi, nggak hanya Pemerintah saja yang harus aktif buat edukasi, tapi juga masyarakat dan berbagai pihak harus menjalin kerjasama untuk selalu siaga menyiapkan diri agar siap menghadapi bencana yang bisa terjadi kapan saja. Hal itu bertujuan agar meminimalisir korban saat terjadinya bencana alam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar