Minggu, 09 Juli 2017

Menyusuri Dua Klenteng di Pasar Welahan Jepara



Gerbang klenteng Hian Thian Siang Tee 

Sore yang nyaris sempurna, saya bareng sama Tasya, Ayu dan Kak Mul, mereka kerap saya juluki trio rusuh, akhirnya memutuskan untuk jalan-jalan sore menyusuri kenangan, eeh maksudnya menyusuri klenteng Hian Thian Siang Tee, yang konon katanya merupakan klenteng tertua di Indonesia. Rencana menyambangi dua klenteng ini memang sudah lama, tapi baru terealisasi Sabtu, 8 Juli 2017. Pastinya setelah melakukan hompimpa dan perundingan yang sangat alot hehehe...

Jadilah, saya bareng sama ketiga trio rusuh itu membelah jalanan dengan mengendarai sepeda motor menuju pasar Walahan. Iya, lokasi klenteng yang dikenal dengan sebutan klenteng Welahan ini sangat strategis dan terjangkau karena terletak di Jalan Gang Pinggir No. 4, Pasar Welahan, kabupaten Jepara, pokoknya patokannya itu Pasar Welahan dan ternyata lokasinya gak jauh dari rumah. 

Beruntung saat menyusuri klenteng ini hari sudah sore, jadi pasar sudah tutup dan gak ramai, maka saya dan trio rusuh juga sangat leluasa dan mudah menemukan klenteng Hian Thian Siang Tee ini. Gang menuju klenteng pun sepi, nyaris tak ada aktifitas.



Klenteng ini didirikan oleh Tan Siang Hoe bersama kakaknya Tan Siang Djie dan menjadi warisan Tionghoa di Jepara. Jadi, siapa sangka di dalam pasar ada dua bangunan klenteng yang lumayan megah dan memiliki sejarah yang menarik. 

Klenteng Hian Thian Siang Tee ( Klenteng Dewa Langit)


Klenteng yang pertama dikunjungi itu klenteng Hian Thian Siang Tee ( klenteng Dewa Langit) lokasinya masuk kedalam gang kecil, yaitu di jalan gang pinggir Welahan No. 4. Klenteng dengan nuansa merah dan emas ini memang sangat memukau, kehadirannya menjadi pesona tersendiri bagi pengunjung yang datang. Lokasinya lumayan luas dengan gerbang raksasa dan dua naga diatas gerbang. Di Klenteng ini menyediakan parkiran yang nyaman dan disediakan keran untuk cuci tangan juga. 

Saat saya masuk, disambut dengan aroma dupa yang begitu terasa,  suasana saat itu lumayan sepi, hanya ada penjaga klenteng dan sekitar empat orang yang sedang mengabadikan moment di klenteng tersebut. Mungkin karna hari sudah sore, sehingga membuat aktifitas mulai meredup. Oh iya, untuk masuk ke dalam ruangan berdoa, gak boleh memotret, jadi teman-teman hanya bisa memotret di area luar klenteng saja. 


Bagian belakang klenteng

Setelah puas menyusuri klenteng Welahan, akhirnya saya dan trio rusuh, memutuskan untuk menyambangi klenteng yang satunya lagi, lokasinya sangat dekat, tinggal keluar gang dan mengambil kearah kanan, teman-teman akan menemukan satu bangunan klenteng lagi.

Klenteng Hok Tek Ceng Sin / Fu De Zheng shen  ( Klenteng Dewa Bumi)


Gerbang Damai sejahtera

Tak jauh dari klenteng Hian Thian Siang Tee, teman-teman bisa langsung menyusuri klenteng Fu De Zheng Shen atau Hok Tek Ceng Sin, menurut beberapa sumber yang saya baca arti dari klenteng tersebut itu Dewa bumi atas kemakmuran dan jasa, pastas aja klenteng ini kerap dijuluki klenteng Dewa Bumi. 

Klenteng yang lokasinya di jalan Gang klenteng Welahan ini, sangat kokoh berdiri, dengan nuansa bangunan khas Tiongkok. Saat memasuki gerbang, teman-teman bisa melihat sepasang singa lilin yang berjaga. 

Berhubung matahari semakin bersembunyi, akhirnya saya dan trio rusuh memutuskan untuk gak masuk ke dalam klenteng Dewa Bumi, kami hanya foto-foto di depan klenteng dan gak ngobrol sama penjaganya. Walaupun usia kedua klenteng tersebut sudah menua, tapi masih tampak cantik dan kokoh berdiri loh. 

Berhubung sudah mau magrib, maka saya dan trio rusuh putuskan untuk mencari Masjid di sekitar Welahan. Seusai sholat magrib, akhirnya kami kembali pulang, tapi pastinya hari ini sangat menyenangkan, walau sepanjang jalan harus kehujanan, setidaknya pengetahuan saya bertambah lagi. Kalau teman-teman lapar, gak perlu baper, sepanjang jalan di klenteng banyak pedagang kaki lima yang menjajakan makanan atau buah-buahan.

Buat teman-teman yang sedang jalan-jalan di Jepara atau sekitarnya, jangan lupa untuk menyusuri dua klenteng ini, karena Jepara gak hanya terkenal dengan kota ukir, tapi memiliki wisata sejarah dan religi yang tak bisa terlewatkan begitu saja. Untuk itu, saya selalu dukung kamu, eeh maksudnya dukung pariwisata di Jawa Tengah.

8 komentar:

  1. Asyik banget mbak, sekali jalan bisa ke dua tempat wisata sekaligus ya.
    Di Malang klentengnya di pinggir jalan raya utama dn kyk e gak sembarangan terbuka buat umum

    BalasHapus
  2. Ini masih di halaman depannya aja ya mbak, kalau ada foto-foto bagian dalamnya bagus juga. Cuma gak apa-apa, bisa dimaklumin.

    Adanya klenteng ini berarti di daerah tempatmu ada umat tri darma juga.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Untuk bagian dalam yang tempat berdoa, dilarang bawa kamera hehehe...
      Iya di desa Welahan adanya dua klenteng ini

      Hapus
  3. Kayak smapo kong di semarang...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, ya aku belum pernah ke Sam Poo Kong, next mau agendakan kesana

      Hapus