Rabu, 24 Februari 2016

Perayaan Cap Go Meh : Seribu Lampion Dalam Mengemas Kebersamaan

Sesungguhnya, kerukunan umat merupakan impian, aku, kamu dan kita...


Walaupun nuansa tahun baru Imlek Monyet Api sudah berlalu, tapi semuanya belum usai, karena menjelang malam ke 15 pada bulan pertama ini, ada sebuah perayaan yang tak bisa terlewatkan begitu saja, dimana lampion warna merah terpasang di sepanjang jalan utama sebagai lambang kesejahteraan, tentu saja menghiasi langit yang sedikit mendung, tak luput juga sajian kue onde-onde dan lontong cap go meh yang menjadi makanan khas dan bisa dinikmati bersama keluarga.

Nah, berbicara tentang kue bulat yang bertabur wijen, onde-onde saya jadi mengingat kembali, saat malam takbiran, biasanya alm Nenek saya selalu membuat kue onde-onde untuk dinikmati saat lebaran esok hari. Pembuatan kue tersebut menjadi tradisi malam takbiran. Tentu saja kenangan itu menjadi sesuatu hal yang manis.


Kembali lagi ke topik awal, bahwa tradisi perayaan Cap Go Meh memang dilakukan secara turun temurun oleh warga keturunan Tionghoa ini dan berlangsung sangat meriah, melibatkan masyarakat sekitar, bahkan yang hadir itu bisa ribuan loh. Apalagi ada atraksi barongsai yang sangat menarik dan menghibur masyarakat yang menontonnya, menjadi tontonan wajib dan bisa diabadikan dengan kamera untuk kenangan. 

Mungkin kita sendiri, tak asing lagi mendengar perayaan Cap Go Meh, dimana perayaan tersebut dirayakan Lima belas hari setelah perayaan tahun baru Imlek, pastinya diselenggarakannya perayaan Cap Go Meh ini, sebagai penutup rangkaian perayaan tahun baru imlek monyet api yang lebih dinamis dan aktif bergerak.

Cap Go Meh sendiri berasal dari arti Cap yaitu sepuluh, Go adalah Lima dan Meh berarti malam. Pada tahun ini diselenggarakan pada tanggal 22 Februari 2016 Nah, biasanya akan selalu ada berbagai makanan dalam perayaan tersebut. Seperti menikmati lontong cap go meh bersama-sama, melambangkan kerukunan umat, apalagi dihidangkan bersama sambal goreng ati, sambal gambas, opor ayam dan sambal goreng, pastinya lahap sekali, apalagi ada taburan kedelai kering sebagai ciri khasnya. 

Tak beda jauh dengan tempat-tempat lainnya, di Bekasi perayaan Cap Gomeh berlangsung meriah, karena ada juga kembang api saat sebelum acara dimulai. Pelaksanaan perayaan Cap Gomeh sendiri dilaksanakan di klenteng-klenteng dan tentu saja menjadi pusat perhatian bagi masyarakat sekitar, bahkan ada yang jauh-jauh dari luar kota. Karena saat itu masih pagi jadi belum tampak ramai.

Di Kab Bekasi sendiri pusat perayaan Cap Go Meh di Klenteng Tek Seng Bio yang berlokasi di Cikarang, yang pembukaannya dibuka oleh Bupati Neneng. Sementara di Bekasi Timur bisa menengok Klenteng Hok Lay Kiong, Klenteng yang dibangus sekitar abad 18 ini selalu dipadati pengunjung saat perayaan Cap Go Meh. Perayaan Cap Go Meh ini sudah menjadi agenda tahunan dan pastinya banyak dinantikan. 

Paling penting intinya perayaan Cap Go Meh ini adalah waktunya untuk berkumpul bersama keluarga, dengan membuat onde-onde bersama keluarga dan menikmatinya sebagai tradisi merayakan penutupan imlek. Perayaan Cap Go Meh sendiri di Indonesia sangat bervariasi, namun tetap ada nilai baik yang terselip didalamnya. 

Semoga kita bisa mengambil sisi positif dari perayaan Cap Go Meh, yaitu kerukunan, kebersamaan berkumpul bersama keluarga menikmati Lontong Cap Gomeh, kue Onde-onde dan dalam balutan keindahan seribu lampion yang terpasang disepanjang jalan utama maupun di daerah sekitar klenteng.Dan, pastinya perayaan Cap Go Meh ini memiliki daya tarik tersendiri dengan harapan toleransi beragama tetap terjaga dengan baik dan bisa menjalani kehidupan di tahun ini menjadi lebih aman dan sejahtera.

“Tulisan ini diikutsertakan dalam Telisik Imlek Blog Competition JakartaCorners yang di Sponsori oleh Batiqa Hotels "

3 komentar: